Bikin resolusi itu bukan kerjaan setahun sekali langsung selesai. Tapi proses berkelanjutan selama setahun penuh.
Bukan hanya bikin target yang mungkin selesai sehari, tetapi juga membuat rencana, mengeksekusi, sampai mengevaluasi hasilnya secara berkala.
Di episode newsletter kali ini, gue mau bahas:
Pengalaman gue membuat dan mencapai resolusi tahun baru
5 Kesalahan yang bikin resolusi gagal tercapai
15 Pertanyaan untuk bantu lo mereview 6 bulan terakhir
3 Action steps untuk menyiapkan 6 bulan ke depan
Sejak berkarir gue membiasakan diri untuk membuat resolusi tiap awal tahun.
Kebiasaan ini bantu gue mencapai banyak hal dalam hidup, gak hanya di karir tapi juga di aspek hidup lainnya. Seperti kesehatan, keluarga, percintaan, dan lainnya.
Pertengahan tahun jadi waktu paling efektif buat gue untuk melakukan review dan membuat perubahan penting untuk enam bulan ke depan.
Kenapa?
Di pertengahan tahun, gue udah mulai melakukan eksekusi selama 6 bulan sebelumnya, jadi udah punya data yang cukup untuk dievaluasi.
Di sisi lain, gue punya 6 bulan ke depan untuk memperbaiki atau mengatasi masalah-masalah yang gue hadapi selama proses yang udah berjalan.
Memang review gak lantas menjamin gue berhasil mencapai semua target yang udah gue buat di awal tahun. Tapi gue bisa mengambil pelajaran dari prosesnya dan merayakan progressnya.
Gue jadi lebih siap melakukan usaha-usaha di 6 bulan ke depan.
Kalo lo agak skeptis karena merasa susah banget mencapai resolusi tahun baru, itu wajar banget. Gue pun pernah merasakan hal yang sama.
Udah bikin resolusi tahun baru, tetapi merasa percuma karena toh ga tercapai juga pada akhirnya.
Ternyata, gagal mencapai resolusi itu biasa terjadi. Yuk kita lihat risetnya.
Hasil riset di Amerika, dari 41% orang yang bikin resolusi tahun baru, hanya 9-12% saja yang berhasil mencapainya.
Perjalanan pencapaian resolusi tahun baru dari waktu ke waktu:
Gimana biar kita berhasil menjadi bagian dari 9-12%?
Salah satu caranya adalah dengan menghindari 5 kesalahan yang membuat kita sulit mencapai target yang udah dibuat.
5 Kesalahan dalam Membuat Target
Gak tau kenapa perlu mencapai tujuan itu Lo ga paham nilai penting dari tujuan tersebut. Tanda lo melakukan kesalahan ini adalah lo gak bisa menjawab "Kenapa lo perlu mencapai tujuan tersebut?"
Tujuan terlalu umum Visi dan misi hidup lo boleh umum, tetapi tujuan harus spesifik dan terukur. Tujuan umum membuat lo sulit mengukur progressnya.
Gagal membuat tujuan di level kesulitan yang tepat Kesalahan berikutnya adalah membuat tujuan yang terlalu sulit atau terlalu mudah. Bikin tujuan yang tingkat kesulitannya medium (Goldilocks Rule), sehingga lo tetap tertantang tapi di sisi lain merasa itu realistis untuk dicapai.
Terlalu banyak target Pernah bikin tujuan kaya gini? Bukannya semangat malah overwhelmed duluan karena ga realistis tercapai. Makin ga realistis kalau targetnya harus dicapai di 3 bulan pertama.
Ikut kursus bahasa Inggris
Ganti karir
Olahraga setiap hari
Baca 5 buku / bulan
Ikut event networking tiap minggu
Menetapkan angka pasti bukan rentang "Olahraga selama 3-5 kali seminggu" lebih mudah tercapai daripada "Olahraga setiap hari" Tanpa rentang angka, pilihannya "all or nothing". Kalau gak setiap hari berarti gagal. Tapi dengan rentang angka, kita tetap happy meski mencapai target paling rendah. Ketika udah tercapai di level rendah, kita pun tetap termotivasi untuk menuju target tertinggi.
Itu tadi 5 kesalahan yang sebaiknya kita hindari. Coba cek apa proses lo menetapkan target juga mengalami kesalahan itu atau gak.
Setelah melakukan refleksi kesalahan tadi, kita bisa melakukan review proses kita selama 6 bulan terakhir dengan journaling.
Caranya gampang banget, lo tinggal menjawab 15 pertanyaan ini.
15 Pertanyaan untuk Review Resolusi di Pertengahan Tahun
Apa 5 hal spesifik yang lo syukuri dalam 6 bulan terakhir?
Apa saja target yang udah tercapai di 6 bulan terakhir? Apa yang paling bikin lo bangga?
Apa saja target yang belum tercapai?
Apakah target yang belum tercapai tersebut masih relevan dan realistis untuk dicapai?
Apa saja target yang mau lo lanjutin dan yang mau di-skip?
Refleksikan proses mencapai target selama 6 bulan terakhir. Apa lesson yang bisa lo ambil?
Kenapa lo belum mencapai target yang lain? Apa lesson yang bisa lo ambil dari tantangan tersebut?
Apa kebiasaan yang bisa membantu lo mencapai target dan hidup ideal versi lo?
Gimana cara lo mempertahankan atau membangun kebiasaan tersebut?
Apa kebiasaan yang bisa menghambat lo mencapai target dan hidup ideal versi lo?
Gimana cara lo menghilangkan kebiasaan tersebut?
Apa yang membuat lo tetap termotivasi di tengah kesulitan atau perubahan yang terjadi?
Apa hal yang bisa lo lakukan biar selalu termotivasi?
Tuliskan 5 pelajaran terbaik yang lo dapatkan selama 6 bulan terakhir
Apa harapan lo dalam 6 bulan ke depan?
3 Step untuk Mempersiapkan Diri di 6 Bulan ke Depan
1. Pilih 1-3 target untuk dicapai 6 bulan ke depan
Kenapa gue membatasi 3 target? Karena biar kita bisa fokus pada hal yang prioritas dan punya kapasitas yang cukup untuk mengeksekusinya.
Kalau lebih dari 3 target, khawatirnya terlalu banyak dan malah bikin lo overwhelmed dan mudah putus asa di pertengahan jalan.
Kalaupun lo punya 5 target, coba identifikasi 3 yang paling prioritas. Jadi ketika 3 target itu udah tercapai, lo baru bisa melanjutkan 2 target lainnya.
2. Buat strategi yang detail
Selama ini kesalahan yang sering terjadi adalah gak menyiapkan strategi atau sistem yang detail.
Misalnya ketika mau belajar skill tertentu, kita cuma memilih cara dengan ikut course. Tetapi tidak membuat sistem yang bagus dalam proses belajarnya.
Misalnya, menentukan intensitas latihan mandiri, meminta feedback, belajar dari sumber informasi yang lain.
3. Mitigasi risiko
Setelah buat strateginya, coba lakukan 3 langkah ini untuk mitigasi risiko
Identifikasi risiko potensial Catat apa aja risiko yang terkait sama strategi dan tujuan yang udah lo buat. Bisa pakai analisis SWOT untuk mencari tahu risiko internal dan eksternal yang bisa terjadi.
Bikin plan mitigasi risiko Apa yang bisa lo lakukan dan modal yang perlu disiapkan untuk mengatasi risiko yang terjadi?
Evaluasi secara berkala Catat setiap hambatan yang terjadi dan apakah rencana mitigasi risikonya berhasil atau gak. Ini membantu lo tau polanya gimana dan jadi lesson untuk rencana-rencana selanjutnya.
Kesimpulan
Semoga tulisan ini bisa membantu lo untuk mengevaluasi proses lo selama 6 bulan terakhir dan mencapai target-target lo di akhir tahun.
Apa hambatan tersulit dalam proses lo membuat dan mengeksekusi resolusi tahun baru?
Content of The Week
Hal yang paling beracun dari bos toxic adalah mewajari perilaku toxic. Kadang ketika ga nyaman di situasi tertentu atau ga nyaman dengan perlakuan orang lain, kita mewajari terus menerus. Ini 7 tanda perilaku bos toxic.
Ternyata menurut riset, 905 high performer itu punya kecerdasan emosional yang tinggi. Gue share 3 tandanya di post ini, silakan menambahkan menurut hasil obbservasi lo.
Gue pernah dalam sehari meeting lebih dari 3 kali. Dan itu kejadian beberapa hari dalam seminggu. Asli capek banget. Ternyata ada 3 jebakan psikologis yang bisa menyebabkan meeting ga efektif.
Kalau gue hanya boleh ngasi 1 saran buat orang yang lagi memulai kariernya. Gue akan ngasi saran untuk meningkatkan self-awareness. Ini 5 ciri orang yang punya self-awareness.
Comentarios