Cerita penyesalan gue dan tips untuk move on dari penyesalan
Awalnya gue tipe ga percaya dengan konsep penyesalan
Gue mikir, buat apa menyesal toh udah kejadian
Ini pendekatan yang gue gunakan ketika gue putus, ditolak promosi, dan even di PHK
Keliatannya sih solid aja plan ini
Tapi ternyata dia punya efek samping
Tanpa sadar gue ternyata menggunakan pendekatan yang kurang tepat untuk penyesalan, yaitu dengan mengabaikan perasaan gue
Kenapa itu kurang tepat?
Karena ternyata rasa ga enak dari penyesalan itu ada gunanya
Mari kita kulik
Apa sih manfaat dari penyesalan
1. Meningkatkan kualitas keputusan kita
Sebuah penelitian dilakukan kepada sekumpulan orang sales yang penawaran pertamanya langsung diterima
Peneliti mancing mereka untuk menyesal dengan bilang,
"Kalau kalian ngasi harga pembuka lebih tinggi, komisi kalian lebih gede loh.”
Ternyata semakin mereka menyesal, semakin mereka prepared untuk pitch selanjutnya
Karena kebayang nyeseknya ketika gagal mendapat komisi yang lebih tinggi
Ini adalah pendekatan yang gue pakai ketika dulu gue rajin ikut kompetisi debat bahasa inggris waktu kuliah
Ketika gue lagi malas buat latihan, gue inget inget momen dimana gue kalah karena gue kurang persiapan
Ga cuma di inget tapi dirasain juga rasa malunya ketika tampil tapi ga maksimal
Inilah yang alhasil bikin gue jadi sangat rajin buat latihan
2. Meningkatkan performance
Di sebuah eksperimen, ada dua grup yang menyusun puzzle
Setelah selesai 1 ronde:
Grup 1 diminta membayangkan kalo mereka sebenernya bisa achive result yang lebih baik
Grup 2 dibilangin kalo mereka harusnya bersyukur kalo mereka udah mencapai hasil ini
Grup 1 merasakan emosi negatif sedangkan Grup 2 merasakan emosi positif
Begitu ronde 2 dilakukan, ternyata grup 1 perform jauh lebih baik daripada grup 2
Hasil studi ini membuktikan hipotesis kalo ternyata penyesalan itu bisa improve performance
Tetapi, ada 2 situasi dimana penyesalan ga meningkatkan performance
Situasi 1: Ketika mereka merasakan emosi negatif itu dilakukan berlarut larut
Situasi 2: Ketika pembeda dari hasil itu merupakan faktor eksternal di luar kontrol kita
Maka dari itu rasain emosi negatif secukupnya dan fokus sama apa yang bisa kita kontrol
3. Memperdalam makna
Kita tinggal di dunia yang semakin bising dan menganggap semua hal itu penting
Jadi makin susah untuk tahu sebenernya apa sih yang beneran bermakna buat kita
Nah penyesalan ini jadi salah satunya
Gue juga pernah punya penyesalan besar
Gara-gara dulu pas SMA gue ga jadi memilih psikologi padahal gue pengen banget
Gue malah masuk di teknik
Gue menyesal kenapa dulu gue segitu takutnya mengambil keputusan yang ga populer
Penyesalan ini lumayan membekas sampe pas tahun lalu gue menuliskan courage sebagai salah satu value gue
What we regret the most is typically what matters to us
In summary, penyesalan itu ga enak in the short term
Kalau emang mau dirasain sedihnya, then go for it
Setelah itu pikirin gimana caranya penyesalan ini bisa bantu kita buat ningkatin kualitas keputusan, improve performance, dan juga memahami apa yang sebenernya bermakna buat kita
So, what’s next?
Dari buku the Power of Regret by Daniel Pink, gue belajar 3 tips gimana sih untuk bisa mendapatkan manfaat sebanyak mungkin dari sebuah penyesalan
Tips 1: Lihat ke dalam
Ketika kita menyesal, sering kali kita jahat sama diri kita sendiri
Kita ngatain diri kita bego lah, selalu sial lah dan kata lain yang mungkin kita ga enak diomongin ke orang lain
Instead, kita diajak buat menormalisasi kesalahan
Salah adalah bagian yang wajar dari menjadi manusia
Ketika nyesel ga ngambil psikologi, pelan pelan gue coba memaafkan diri gue
Gue memahami saat itu gue masih belum matang dalam mengambil keputusan
Tips 2: Sharing ke luar
Ketika memiliki penyesalan, kita sering kali ingin menyimpannya rapat-rapat
Nah ini ternyata kontraproduktif karena kita merasa dihantui
Dari Dan Pink gue belajar tentang pentingnya untuk sharing penyesalan kita, supaya lebih plong aja
Lo bisa sharing di media sosial. Kalo ga pede sharing gimana?
Boleh coba tulis di kertas atau google docs, rekam voice note, atau curhat ke sahabat terdekat
Tips 3: Lihat ke depan
Hal yang kita sesali itu ada di masa lalu dan itu ga bisa diubah
The least thing we can do adalah belajar dari pengalaman itu
Kenapa?
Pain + Reflection = Progress
Penyesalan yang menyakitkan bisa jadi modal untuk kita bisa terus bergerak dan maju
Dari penyesalan gue ga masuk psikologi, gue memilih untuk lebih aktif sharing soal personal development
Gue juga janji untuk mengurangi pengambilan keputusan dengan proses yang terburu-buru dan hanya berlandaskan rasa takut
Gue jadi belajar mengambil keputusan dengan konstruktif dan memikirkannya matang-matang
Kalau lo mau share penyesalan yang lo alami tapi belum punya wadah, feel free untuk balas email ini ya.
Content of The Week
Gimana enggak, tiap hari lunch, ngobrol dan kerja bareng. Ketika temen gue resign, gue juga jadi limbo. Tapi gue sadar itu berhasil jadi momen reflektif untuk mengevaluasi karir gue. Gue ceritain lengkapnya di konten ini.
Ketika mau lanjut S2, kita sering mikirin 2 hal ini. Gimana caranya keterima di kampus X dan gimana caranya dapat beasiswa S2. Kita melewati 3 pertanyaan pondasi yang harusnya kita jawab lebih dulu.
Jangan jadikan interview hanya sebagai ajang untuk mengenalkan diri lo ke perusahaan. Tapi manfaatkan itu untuk mengenal calon manager lo. Ada 6 pertanyaan kunci untuk mengecek apakah lo bisa kerja sama dengan baik atau nggak dengan manager lo.
Dulu gue benci banget sama bos yang micromanage. Gue merasa ga punya kebebasan untuk bekerja dengan cara gue sendiri. Akhirnya gue ngobrol sama HRD dan dia ngasi saran yang keren banget.
Comments