top of page

Kenapa terlalu cepat resign bisa membahayakan karir lo? | #52

Updated: Jun 14

Peluang yang lo buang ketika resign terburu-buru



Hi Buddy!

Setelah membuat SOLID Project Management Course awal tahun ini, gue memutuskan untuk membuat course baru

Topiknya adalah soal Strategic Thinking

Topik ini gue pilih dari hasil feedback form yang kalian submit karena sepertinya banyak yang mau belajar soal strategic thinking

Gue excited banget share ini sama kalian karena skill ini udah gue asah selama 10 tahun terakhir di konteks yang berbeda


Skill ini gue pelajari ketika dulu gue kerja sebagai manajemen konsultan

Skill ini gue asah ketika jadi strategic project manager di tech yang bikin gue bisa kerja bareng sama berbagai C Level untuk mengeksekusi project mereka

Skill ini juga gue pakai buat membuat keputusan karier yang matang

Even sekarang gue pakai buat ngerun bisnis gue yang Puji Tuhan masih jalan selama 2 tahun ini

Course ini akan rilis di tanggal 25 Juni 2024

Cari tahu detailnya disini



Now back to the episode


Di episode kali ini gue akan share

  • Situasi gue di persimpangan karier

  • Buku yang paling berdampak di karier gue

  • 3 insight dari buku itu yang juga lo bisa lo pelajari


5 tahun lalu gue hampir resign dari pekerjaan gue.

Saat itu, gue ada di antara 3 pilihan

  1. Stay di kantor dengan kesempatan kerja sama mentor favorit

  2. Kerja di big tech relokasi ke Singapore

  3. Jadi cofounder untuk sebuah edtech


Pilihan ini sulit karena

Option 1: Project disponsorin sama CEO Gue kerja deket banget sama orang yang gue pengen belajar langsung

Option 2: Pindah ke Singapore, big name, belajar dari global company Saat itu gue lagi super ngebet mau ke Singapore

Option 3: Kalo gue bikin startup, 99% kemungkinan akan edtech Pas banget diajakin sama orang yang kompeten dan gue belum ada tanggungan


Gue galau setengah mati karena pilihannya bener-bener sulit. Gue merasa setiap pilihan punya nilai yang sama-sama baik dan konsekuensi yang sama beratnya.

Kalau gue stay, gue mungkin mengerjakan hal yang bukan passion gue tapi belajar banyak

Sedangkan kalau gue pindah ke Singapore, gue akan dapat gaji jauh lebih gede tapi gue ga ngerjain hal yang gue passionate about


Sementara itu kalau bikin startup, gue bisa belajar bikin bisnis dari hal yang gue sukai

Setelah berpikir lama, akhirnya gue memutuskan untuk stay karena 3 hal ini:

  1. Saat itu di kantor gue sedang membutuhkan expertise gue dan gue ngerasa bisa contribute.

  2. Gue bisa kerja sama mentor-mentor yang udah dari lama gue idamkan.

  3. Gue bisa kerja di project yang penting banget buat organisasi.

Proses berpikir ini terinspirasi dari sebuah buku yaitu So Good They Can't Ignore You by Cal Newport.

Ini dia 3 insight yang gue pelajari dari buku itu


Insight 1: Don't blindly follow your passion

To clarify, buku ini ga melarang kita ngerjain hal yang kita passionate about.

Melainkan untuk bikin kita mempertimbangkan banyak faktor selain passion.

Kenapa itu penting?

Kita ga bener bener paham passion kita itu apa

Seringkali kita ga punya perspektif yang utuh mengenai suatu bidang, karena kita belum pernah mencoba dan mendalaminya.

Tapi terkadang kita buru-buru memutuskan untuk passionate apa ga sama semua bidang, hanya dengan modal “prediksi”.


“Kayanya gue cocok sama bidang X”, “Gue ga suka bidang ini, gue ga cocok deh kayanya kerja di sini”

Gue pernah mengalami hal itu juga, gue salah menyikapi passion.

Ketika gue kuliah, gue paling ga suka mata kuliah programming. Jadi gue merasa programming itu bukan "gue banget".

Semakin ke sini gue sadar kalo sifat itu malah membatasi potensi gue. Mungkin bisa suka kalo gue dulu spend more time learning about it.

Terus apa alternatifnya?


Insight 2: Mengadopsi Craftsman Mindset

Craftsman mindset ini merupakan pola pikir tandingan dari passion mindset.

  1. Passion mindset itu pola pikir yang fokus mengejar passion dan menilai uang pasti akan mengikuti. Pola pikir ini membuat kita fokus terhadap “Apa yang bisa gue dapatkan ketika punya passion ini?”

  2. Sementara itu, Craftsman Mindset merupakan pendekatan yang sangat berbeda dengan passion mindset. Instead of fokus terhadap “Apa imbalan yang bisa gue dapat?”, pola pikir ini lebih menekankan kepada “Apa yang bisa gue tawarkan ke orang lain?”


Craftsman mindset ini membuat gue fokus untuk terus menjadi lebih baik, punya skill unik dan berharga yang bisa ditawarkan.

Sehingga gue termotivasi untuk menjadi jago di sebuah bidang, dengan kata lain "Be so good they can't ignore you".


Kenapa ini penting?

Ketika kita semakin jago di sebuah bidang, kita akan semakin menikmati bidang tersebut. Gak cuma itu, kita juga semakin bisa add value buat orang di sekitar kita.

Selain itu, kita jadi semakin menjadi karyawan yang banyak menarik kesempatan langka.

Tapi yang perlu diketahui, Craftsman Mindset ga cocok diterapkan di semua situasi.


Ada 3 situasi di mana kita ga bisa menerapkan Craftsman Mindset.

  1. Lo bekerja di organisasi yang sebenarnya susah banget untuk membedakan kontribusi lo dengan kontribusi orang lain. Jadi mau usaha lo sebesar apapun akan dianggap sama aja dengan orang lain.

  2. Lo mengerjakan sesuatu yang sebenernya ga bagus buat dunia ini. Misalnya terlibat di kasus penipuan atau fraud.

  3. Lo kerja sama orang yang bener-bener ga lo suka Misalnya sama Narcissistic Personality Disorder (NPD), Borderline Personality Disorder, atau melakukan harassment.


Jadi Craftsman Mindset ini bagus untuk diterapkan tapi be aware juga terhadap situasi tertentu yang perlu penyesuaian.

Nah terus gimana caranya mengadopsi craftsman mindset?


Insight 3: Make time untuk grow ourselves

Dalam buku ini Cal Newport menyebut Career Capital sebagai cara kita untuk mengadopsi Craftsman Mindset.


Apa itu Career Capital?

Career capital adalah keterampilan langka dan berharga di tempat kerja yang bisa kamu tawarkan kepada dunia.

Disinilah pentingnya kita "investasi" untuk diri kita sendiri. Gimana caranya membangun skill langka dan berharga di bidang kita. Ga perlu pake duit dulu di awal karena banyak resource yang gratis.

Fokus aja dulu sama memperbanyak latihan dan mempraktekkan ilmunya. Gue kasi contohnya ya.


Misal lo bekerja sebagai orang sales yang sering mengalami penolakan.

Nah coba lo analisis kenapa lo mengalami penolakan dan gimana lo bisa mengurangi tingkat penolakan tersebut.

Lalu coba dengan cara yang berbeda, bayangin aja lo lagi main game. Jadi setiap kali "kegagalan" yang lo hadapi adalah part of the journey. Sampai pelan pelan lo sadar kalo lo udah jadi orang yang lebih jago.


Setelah baca buku ini, gue jadi sadar kalau kita stay terlalu sebentar di sebuah perusahaan itu agak membahayakan, terutama dari segi Craftsman Mindset. Kenapa?

Karena kita belum punya cukup waktu untuk mengembangkan expertise kita, tapi udah pindah ke tempat yang lain.

Kita juga belum punya career capital yang berkualitas. Meski begitu, preferensi orang bisa beda-beda, tapi semoga informasi ini bisa menjadi salah satu pertimbangan lo sebelum memutuskan resign.


After 5 tahun gimana hasilnya?

Actually hasilnya cukup sesuai dengan prediksi gue saat itu

Gue memilih mengerjakan hal yang sulit sehingga gue punya expertise yang unik

Expertise itulah yang saat ini menjadi resep utama bisnis gue

For context business gue adalah ngasi training dan konsultasi buat perusahaan

Pengalaman yang gue dapat di kerja kantoran gue itu sangat berguna

Gue jadi punya lesson yang bisa gue share ke perusahaan lain yang membutuhkan

Ketika diajak diskusi kasus spesifik gue juga bisa nanggepin karena emang pernah mengalami itu sebelumnya


So kalau lo lagi ada masalah di kantor, bener bener pikir beberapa kali sebelum resign

Bisa jadi ini yang ngasi lo kesempatan buat jadi profesional yang lebih kompeten

Di tengah pilihan karier yang banyak, kita perlu bisa merencanakan karier dengan strategis

Maka dari itu gue mau bikin online course buat ngembangin keahlian yang satu ini

Course ini akan rilis di tanggal 25 Juni 2024


Cari tahu detailnya di page ini

Kalau lo tertarik, jangan lupa join waitlist supaya bisa dapat harga spesial saat launching


Content of The Week

6 Ciri yang sebaiknya gak lo abaikan ketika interview. Jangan jadikan momen interview cuma ajang untuk menceritakan diri lo, skill dan pengalaman yang lo punya. Tapi juga mengevaluasi apakah perusahaan yang lo tuju cocok sama value dan kebutuhan lo.

Buat lo yang lagi fokus mengejar impian, cek post ini dan beberapa komen yang mungkin akan sedikit memotivasi lo di masa-masa yang menantang.

Kalau bisa kembali ke masa masa awal berkarir, gue akan ngasi 5 nasihat ini ke diri sendiri. Coba drop di komen di post ini, apa lesson penting yang lo dapat selama berkarir?

Merasa ga si belakangan ini cari kerja itu makin susah. Bahkan kemarin sempet viral antrian pelamar kerja di warung seblak sampe berbaris panjang banget. Ini 5 alasan kenapa cari kerja sekarang susah. Apa lagi nih penyebab lain yang bikin persaingan kerja semakin ketat?

9 views0 comments

Comments


bottom of page